Malam ini rada random gitu sih aku pas mau tidur. Dipikir-pikir banyak sesuatu berharga yg aku dapetin 3 tahun kebelakang kemarin. Aku juga gak mungkin bisa seperti ini tanpa pendidikan.
Anw, aku mau share cerita aku dari awal kuliah sampai bisa lulus tepat waktu. Enggak mungkin bisa ditulis dengan tulisan gini sih, tapi sebisa mungkin aku akan bagikan yang terdapat unsur edukasinya aja.
Anw, aku mau share cerita aku dari awal kuliah sampai bisa lulus tepat waktu. Enggak mungkin bisa ditulis dengan tulisan gini sih, tapi sebisa mungkin aku akan bagikan yang terdapat unsur edukasinya aja.
Tiga tahun lamanya aku tinggal
di kota dimana aku gak memiliki saudara sama sekali. SAMA SEKALI. Bahkan
teman yang satu SMA-pun gak ada. Aku keterima di jalur rapor-nya IPB dari sekolah bener-bener sendiri. Tiga
tahun-pun aku jalani untuk merantau melanjutkan pendidikan disittu. Bogor sendiri, memang
tidak terlalu jauh untuk aku pulang ke rumah dibanding teman-temanku yg
berasal dari pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi ataupun Luar Jawa lainnya.
Namun perasaan khawatir pasti ada diawalnya.
Awalnya, aku ketemu teman SD yg dulu sempat bertetangga
dekat namun pisah ketika SMP. Ia mendapat kesempatan juga melanjutkan pendidikan di kampus
hijau tersebut namun kita beda jurusan. Dia di jurusan SJMP (Supervisor Jaminan Mutu Pangan), kalau yang gak tau, ini semacam jurusan penganalisis makanan gitu, tapi lebih jelasnya coba search di google atau website IPB ya :D Sedangkan aku mengambil jurusan Ilmu Komunikasi. Finally, kami memutuskan untuk satu kost.
Diawali dari matrikulasi, program yang wajib diikuti oleh
mahasiswa jalur USMI atau undangan melalui nilai rapot. Berbeda dengan mahasiswa reguler yang mengikuti jadwal perkuliahan biasa, mahasiswa jalur USMI IPB justru wajib mengikuti matrikulasi. Matrikulasi ini semacam
program kuliah pendek (namun padat) dimana kita mengambil 2 mata kuliah yang
ada di semester 1 nantinya, sehingga jika lulus kita akan lebih cepat di
semester awal. Apalagi kalau nilai kita cukup baik, kita akan merasa aman
dibanding mahasiswa reguler lainnya yang tdk mengikuti matrikulasi. Lain halnya
jika tidak lulus, ya semester 1 kita tetap mengulang matkul itu lagi. Cape ya?
iya. Sia-sia matrikulasinya? dibilang sia-sia sih engga juga karna bisa
dijadiin patokan buat di semester 1 dan mungkin kita bakalan lebih tahu sedikit
dibanding mahasiswa reguler. Itu sedikit penjelasan mengenai matrikulasi ya,
sekarang lanjut ke cerita awal.
Matrikulasi kebetulan dijalanin pas banget di bulan Ramadhan awal, saat orang-orang dikampus lain masih berleha-leha libur, sahur dan buka puasa dirumah. Kerasa gak sih pas momen kayak gitu baru-barunya ngerantau. Bengong, menyendiri, belom punya temen, pengen pulang, pengen gak jadi kuliah, pengen kabur, pengen nikah (yang ini nggak kok). Aku coba kuat-kuatin aja. Toh ini masih tahap awal lagi labil-labilnya banget. Temen sekamar juga sama masih galau, maunya pulang aja, teleponan sama mamanya 3x sehari sama kayak makan. Emang iya sih pas mau makan pasti teleponan. Dia, yg aku lihat mungkin lebih pusing karena jurusannya tiap hapalan yang dihapalin nama-nama latin rempah-rempah dan kawan-kawannya. Rumus-rumus kimia fisika duh aku mah udah mabok kali itu.
Tapi kita nyemangatin aja satu sama lain. Sahur bareng, Tarawih bareng sama anak-anak kosan. Tapi kalau buka puasa selalu di kampus atau dipinggir jalan sambil neduh (selalu hujan). Karena matrikulasi itu jamnya jam 07.00 dan pulang di jam-jamnya hujan Bogor yaitu pukul 17.00/18.00
Selang dua minggu aku mulai kerasa nyaman sama anak-anak di
kosan dan di kampus. Di kosan kami berlima akrab. di kampus juga banyak temen yg
klop yang sepenanggungan dan sepengeluhan haha.
Dan yang membuat aku melupakan keinginan berhenti adalah
ketika umurku berkurang. Teman sekelas matrikulasi-ku menyanyikan lagu Happy Birthday saat aku mendapat giliran presentasi
didepan kelas. Lalu di kosan aku juga mendapat kejutan yang 'agak menyebalkan (but it's unforgettable).
Walaupun harus keramas berkali-kali.
Walaupun harus keramas berkali-kali.
Matrikulasi selesai,
kebetulan hampir mendekati hari raya Idul Fitri, kami semua pulang ke daerah
masing-masing dengan perasaan belum tenang. Kenapa? karena belum ada hasil
kelulusan matrikulasi tersebut. And Finally setelah beberapa minggu dirumah, aku mendapat hasil kelulusan matrikulasi dengan nilai lulus dan memuaskan. Waw
alhamdulillah, permulaan yang cukup baik yang membuat semangatku naik kembali. Aku bertekad terus melanjutkan
perkuliahan hingga selesai.
*To Be Continued*
Komentar