Langsung ke konten utama

That's What Friends Are For

Pagi ini, sebelum berangkat ngantor aku sempet diskusi kecil dengan mama. Hampir setiap pembicaraan ku dengan mama selalu diakhiri dengan motivasi kehidupan dan pelajaran yg dapat aku ambil. Kali ini tentang teman atau sahabat.

Dan motivasi yang bisa aku ambil adalah: Allah akan merusak pertemanan kita, sebelum kita dirusak oleh pertemanan itu sendiri. 

Aku sadar betul bagaimana aku menempatkan diri aku di lingkungan. Aku paham, paham sekali bagaimana kepribadianku. Aku bukan sosok yang dapat melucu atau membuat ramai suasana. Aku orang yang details pada aspek tertentu. Aku introvert. Aku hanya bisa menjadi pendengar dan pemberi saran untuk curhatan temanku. Aku seorang pemikir. Aku seorang yg banyak sekali kekurangan untuk bersosialisasi pada lingkungan baru. 

Aku dulu punya pemikiran kalau punya banyak teman adalah hebat. Seakan-akan aku punya kepribadian yang amat sempurna sampai semua orang mau berteman denganku. Maka aku berusaha untuk memiliki teman yang banyak. Berusaha bersikap berpura-pura untuk bisa diterima mereka. Saat aku dapatkan semuanya aku baru sadar bahwa semua yang aku lakukan juga akan sama dengan apa yang aku dapatkan. 

i can't tell detaily of this. But the point of this blog is ..


Friends are to progress together.

Ya, untuk maju/berkembang bersama.
No bullshit. aku benar-benar merasakan hal ini. Reni dan Ninis contohnya. Mereka teman kuliah yang menurutku berpengaruh besar dalam kuliahku. Walaupun mereka bukan perantau layaknya aku, tapi mereka selalu mengerti sikon yg aku rasain. Aku ingat sekali, betapa perhatiannya mereka denganku setiap aku sakit dikosan sendiri. Aku juga ingat saat terkena musibah penodongan itu, mereka ada menenangkanku.

Aku mengenal mereka dari awal perkuliahan. Pada suatu seminar motivasi, saat semangat kami masih menggebu-gebu. Dalam tangis setelah muhasabah kami commit, Kami pasti dapat beasiswa ! Harus! Aku ingat sekali Reni memeluk aku saat itu, mengingatkan aku betapa sulit orangtua membiayai kita. Dan effort kami tak sia-sia.
We've earned PPA BBM scholarship
Kami mendapatkannya, walaupun ninis sempat terhalang dan akhirnya menyusul di beasiswa Supersemar.

Kami terus mengejar target. Kami kembali commit kami akan PKL di TV Nasional bersama-sama. Dengan berbagai perjuangan yang kami lewati, itu kembali dapat kami raih. 
We've managed to get an internship at TvOne.
Sampai kami saling menyemangati TA hingga sidang masing-masing, agar commit kami yg terakhir untuk wisuda tahap pertama. Walaupun kami sempat hopeless dengan waktu kami yang singkat karena kami PKL di tahap kedua but we can realize ! Kami dapat mengejar ketertinggalan kami untuk wisuda di tahap pertama.

Dan sekarang kami sudah berada di dunia karir kami masing-masing. Sebelumnya, sempat juga kami mengikuti program job fair bersama. Lebih tepatnya mungkin bersama ribuan orang lainnya juga. haha. 
Kami terus menjalin silaturahmi kami sampai detik ini. Sharing mengenai dunia kami masing-masing.

Betapa kini aku mengerti kualitas seorang teman yg sebenarnya, dan itu ada pada mereka diantaranya.     





Alhamdulillah Ninis sudah berhijab
   


Komentar

Unknown mengatakan…
Aaaa baperrr tapi Ra mau nanya yg ini maksudnya gimana : Allah akan merusak pertemanan kita, sebelum kita dirusak oleh pertemanan itu
sendiri.
Ira Rahmawati mengatakan…
Jadi kan ada aja teman yg membawa pengaruh buruk buat kita. nah sebelum merusak diri kita, biasanya Allah merusaknya lebih dulu mungkin dengan cara menjauhkan dari kita atau apapun caranya.
zuzucha mengatakan…
Bikin blog baru lagi bukan ra?
Ira Rahmawati mengatakan…
Wah hai bang Juri :D engga jur, ini masih blog yg new media kok. masih adatuh dapot family blognya :P

Postingan populer dari blog ini

Rantau Moment *flashback* (MATRIKULASI USMI Diploma IPB)

Malam ini rada random gitu sih aku pas mau tidur. Dipikir-pikir banyak sesuatu berharga yg aku dapetin 3 tahun kebelakang kemarin. Aku juga gak mungkin bisa seperti ini tanpa pendidikan. Anw, aku mau share cerita aku dari awal kuliah sampai bisa lulus tepat waktu. Enggak mungkin bisa ditulis dengan tulisan gini sih, tapi sebisa mungkin aku akan bagikan yang terdapat unsur edukasinya aja. Tiga tahun lamanya aku tinggal di kota dimana aku gak memiliki saudara sama sekali. SAMA SEKALI. Bahkan teman yang satu SMA-pun gak ada. Aku keterima di jalur rapor-nya IPB dari sekolah bener-bener sendiri. Tiga tahun-pun aku jalani untuk merantau melanjutkan pendidikan disittu. Bogor sendiri, memang tidak terlalu jauh untuk aku pulang ke rumah dibanding teman-temanku yg berasal dari pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi ataupun Luar Jawa lainnya. Namun perasaan khawatir pasti ada diawalnya. Awalnya, aku ketemu teman SD yg dulu sempat bertetangga dekat namun pisah ketika SMP. Ia mendapat kese...

Berani Gerak

Satu bulan ini banyak banget pertanyaan dan kegelisahan yang menghantui pikiran-ku. Awalnya aku berasumsi mungkin ini cuma efek kesepian di malam hari. Apalagi aku terbiasa tidur lewat tengah malam, jadi kerasa banget sepinya. Kalau malem pikiran udah semrawut kemana-mana. Tapi ternyata enggak. Bukan gitu. Pernah gak kalian ngerasa dimana sudah berada di titik puncak kejenuhan dengan kehidupan kalian yang terlanjur comfort banget? Saking keenakannya, kalian gak sadar kalau udah terperangkap di zona nyaman tersebut. Ya, i feel that feeling . Saking terlalu lama aku berada di zona nyaman juga, ngebuat aku sadar, kok mental aku jadi cemen gini ya haha. Dikit-dikit ngeluh, dikit-dikit takut, galau, bingung, ragu, dan pokoknya ngebuat aku jadi orang yg malas berusaha. Aku sadar banget di umur aku yang kepala 2 ini bukan saatnya diam, berleha-leha atau menghabiskan waktu yg gak berguna. Aku masih harus menggali potensi dan jati diri yang ada dalam diri aku. Setiap tahun, ...