Langsung ke konten utama

Berani Gerak

Satu bulan ini banyak banget pertanyaan dan kegelisahan yang menghantui pikiran-ku. Awalnya aku berasumsi mungkin ini cuma efek kesepian di malam hari. Apalagi aku terbiasa tidur lewat tengah malam, jadi kerasa banget sepinya. Kalau malem pikiran udah semrawut kemana-mana.

Tapi ternyata enggak. Bukan gitu.

Pernah gak kalian ngerasa dimana sudah berada di titik puncak kejenuhan dengan kehidupan kalian yang terlanjur comfort banget? Saking keenakannya, kalian gak sadar kalau udah terperangkap di zona nyaman tersebut. Ya, i feel that feeling. Saking terlalu lama aku berada di zona nyaman juga, ngebuat aku sadar, kok mental aku jadi cemen gini ya haha. Dikit-dikit ngeluh, dikit-dikit takut, galau, bingung, ragu, dan pokoknya ngebuat aku jadi orang yg malas berusaha.

Aku sadar banget di umur aku yang kepala 2 ini bukan saatnya diam, berleha-leha atau menghabiskan waktu yg gak berguna. Aku masih harus menggali potensi dan jati diri yang ada dalam diri aku.

Setiap tahun, aku selalu menulis 100 things to do pada selembar kertas.
Dari kelas 3 SMA aku membuat kebiasaan itu, namun baru aku sadar setiap target tahunnya hanya kurang dari 50% yang tercapai.
Dimana salahnya? Aku berpikir apa usaha aku kurang? Doa atau ibadah aku kurang?

Saat menulis ini aku sedang menimbang sebuah keputusan. Dalam kurun waktu sebulan, aku melakukan riset sana sini, saran dari orang-orang terdekat, mencari motivasi dan pelajaran hidup dari berbagai kalangan, even aku juga melakukan shalat istikharah.
Banyak orang yang nge-judge aku kurang bersyukur. Beberapa juga bilang aku bodoh dengan keputusanku ini. But dream is brave to action, isn't it?
Setahun lamanya aku berdiam dan berniat ingin out of comfort zone, tapi aku gak berani untuk bergerak. Dan hasil setahun lebih ini adalah nihil. 
Aku tertahan oleh rasa takut mengecewakan, takut gagal, takut capek, takut malu, takut ini itu, takut, dan takut.
Rasulullah aja berani untuk hijrah dan terus meninggalkan zona-nya ketika sudah nyaman demi agama. Diteror, terancam dibunuh, disiksa, kehilangan sahabatnya dan melakukan perang sekalipun beliau rela. Lalu kita? untuk diri kita sendiri saja tidak bisa?

pict. source : http://ydbpui.org/


Mungkin disini salahnya. Aku gak cukup berani untuk bergerak. Niat untuk memulainya juga setengah-setengah. Mungkin ini saatnya untuk aku out of my box.

*to be continued
Notes : Blog akan dilanjutkan setelah keputusan ku terlaksana 1 atau 2 bulan lagi.

Komentar

Muhamad Erros mengatakan…
Gue termotivasi cil
Pikiran lo harus dipertahanin yg kek begini. Jangan semangat di awal aje lu.
semangat
Ira Rahmawati mengatakan…
Yaps Kak Ros, doain yaa. Lagi masa pencarian jati diri nih

Postingan populer dari blog ini

Rantau Moment *flashback* (MATRIKULASI USMI Diploma IPB)

Malam ini rada random gitu sih aku pas mau tidur. Dipikir-pikir banyak sesuatu berharga yg aku dapetin 3 tahun kebelakang kemarin. Aku juga gak mungkin bisa seperti ini tanpa pendidikan. Anw, aku mau share cerita aku dari awal kuliah sampai bisa lulus tepat waktu. Enggak mungkin bisa ditulis dengan tulisan gini sih, tapi sebisa mungkin aku akan bagikan yang terdapat unsur edukasinya aja. Tiga tahun lamanya aku tinggal di kota dimana aku gak memiliki saudara sama sekali. SAMA SEKALI. Bahkan teman yang satu SMA-pun gak ada. Aku keterima di jalur rapor-nya IPB dari sekolah bener-bener sendiri. Tiga tahun-pun aku jalani untuk merantau melanjutkan pendidikan disittu. Bogor sendiri, memang tidak terlalu jauh untuk aku pulang ke rumah dibanding teman-temanku yg berasal dari pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi ataupun Luar Jawa lainnya. Namun perasaan khawatir pasti ada diawalnya. Awalnya, aku ketemu teman SD yg dulu sempat bertetangga dekat namun pisah ketika SMP. Ia mendapat kese...

Prolog

Selamat idul fitri anyway , buat temen-temen yang kenal sama saya dan baca blog ini saya mohon maaf atas segala ucapan dan perbuatan saya. Udah lama banget saya gak mencurahkan pikiran dan hati saya untuk menulis blog ini. hmm sekitar 6 bulan sejak saya resign dari tempat kerja saya. Setelah itu banyak kejadian yang saya lewatin. Mulai dari saya ke kampung inggris, ngebolang sendiri ke Solo dan balik lagi, usaha keras memperjuangkan masa depan dan sampai sekarang usaha saya utk meniti karir. Ada banyak moment di tahun 2017 ini yang bisa dibilang tamparan keras buat saya dan sampai pada akhirnya sekarang saya merasakan kenikmatan yang luar biasa. Saya gak tau sih harus mulai dari mana. Mungkin cerita di kampung inggris bakal saya buat blog terpisah. So, sebelum saya resign ada suatu hal besar yang akan saya jalani yang sebelumnya sudah saya ceritakan di blog untuk out from comfort zone , yang mungkin juga hanya segelintir sahabat-sahabat saya yang saya ceritakan detailnya. Saya ...

Review: Mineral Botanica Acne Care and My treatment skin care

Pertanyaan : Ra Pakai apa sekarang? wajahnya bersihan. Haha dulu kotoran emang ya? banyak sekali terlontarkan dari teman-teman ku. Dari dulu aku bukan tipe orang yang rajin pakai ini itu untuk kulit. Aku bukan tipe yang kayak cewek-cewek banget, yang riweuh sama kulit wajah sampai bolak-balik klinik dan menghabiskan uang ratusan ribu bahkan jutaan Rupiah. Aku cukup pakai pembersih muka yang murah dan yang penting bersih. Dari Jaman SMP-pun aku gak pernah sama sekali mengalami keluhan jerawat, makanya aku gak terlalu peduli sama skin care gitu. But it happened , saat jaman kuliah mungkin karena aku sering begadang, ditambah stress karena tugas-tugas kuliah, dan puncaknya saat aku PKL di tempat yang penuh debu dan polusi. Wajah aku jadi sensitif dan breakout penuh jerawat, kusam dan gak banget lah pokoknya. Dan akhirnya pas aku seminar, sidang dan wisuda masih dalam keadaan breakout . hiksss moment yang berharga padahal mah :( Oke cukup ceritanya. Sekarang, karena kebetulan aku...